Ide Bisnis dari Juragan Bawang Goreng Premium


Juragan bawang goreng itu bernama Yossa memilih berbisnis yang tak banyak dilirik orang. Kini dia sukses berbisnis sebagai pemasok bawang premium, pelanggannya beragam, termasuk 18 hotel, 23 kafe, dan ratusan pengelola katering.

Berawalnya hanya untuk mengisi waktu luang, sambil menunggu sidang skripsi S-1. Ia mencoba bisnis bawang goreng karena simpel tapi dapat digunakan oleh banyak jenis usaha, sehingga ketemu bawang goreng karena dipakai soto, sate, nasi goreng dan berbagai jenis menu masakan lain.

Dia menceritakan, pertama kali memulai, proses produksi dilakukan di rumahnya, hanya ditemani seorang pembantu. Dia mencoba dengan memproduksi 1 kg bawang sehari atau 10 bungkus bawang goreng. Produk itu dijual ke teman-teman dekatnya. Setelah produknya diakui bagus dan kualitas premium, dia pun lalu memberanikan diri mempromosikan ke pihak lain, termasuk presentasi ke sejumlah hotel, toko swalayan, serta pengelola kafe dan katering.

Bawang Soy membidik kaum menengah-atas, khususnya dengan bahan bawang Sumenep. Belakangan, untuk memenuhi permintaan pelanggan katering dan kafe, Bawang Soy juga mulai menyediakan produk yang lebih ekonomis dengan bahan bawang Brebes. Perbedaannya hanya terletak di kemasan. Kalau kualitas tetap sama: gurih, renyah garing. Berbagai varian rasa bawang, mulai dari manis, asin, pedas, hingga rasa orisinal.

Saat ini Yossa sudah bisa memproses bawang mentah sebanyak 2,2 ton per bulan, mempekerjakan 13 karyawan. Salah satu kendala bisnis bawang, menurut Yossa, harga beli bahan baku bawang yang fluktuatif. Untuk itu ia mengakalinya dengan cara menggenjot jumlah produksi saat harga bawang sedang rendah.